Legenda Tugu Monas

Senin, Maret 29, 2010



Alkisah, pada zaman dahulu kala, di sebuah negeri yang kini bernama Indonesia, hiduplah dua orang raksasa yg bernama Raksasa Maho dan Raksasa Liyus. Sebenarnya kedua Raksasa ini berasal dari satu perguruan yaitu Perguruan ’Duren Mbakule’ yang dipimpin oleh Raksasa Pertapa Ki Tuhu. Namun, permasalahan kecil menjadikan mereka bermusuhan. Penyebabnya sepele, ketika terjadi pertarungan antar keduanya dalam sebuah kompetisi yg diadakan Ki Tuhu, Raksasa Maho menjitak kepala Raksasa Liyus terlalu keras sehingga menyebabkan kepalanya menjadi pitak....



Pada suatu hari ketika Raksasa Maho sedang menyantap makanan kesukaannya yaitu molen nanas, ia tersedak.
"Busyet! Keras amat ini nanas! Syaul, ampe nyangkut di kerongkongan" batin Raksasa Maho.
Raksasa Maho kemudian mengeluarkan nanas tersebut dari mulutnya, dan dengan kesaktian dan kreatifitasnya ia mengubah nanas tersebut menjadi sebuah karya seni.
"Daripada mubadzir, gak jadi dimakan."

"Bagus juga ya karyaku... Aku namakan ini Monas, Molen Nanas!!!" Raksasa Maho berkata dengan lantang.
Tak sampai lama, kabar kemunculan Monas terdengar sampai seantero negeri. Keindahan dan kebesarannya sampai-sampai membuat penduduk negeri menyembah-nyembahnya seperti mereka menyembah berhala. Saat itu memang masih jaman jahiliyah.

Berita karya seni Raksasa Maho itupun terdengar oleh Raksasa Liyus. "Syaul Maho! Makin terkenal aja dia. Akan kuhancurkan karyanya demi membalaskan dendamku karena ia telah membuat kepalaku menjadi pitak seperti ini! Biar dia tahu itulah yg akan terjadi bila berurusan dengan keluarga Setiadi,... maksudku Liusetiadi..."

Raksasa Liyus mengamuk dan melampiaskan dendamnya pada Monas. Liyus menendang-nendang Monas dengan sekuat tenaganya, namun Monas tetap seperti sediakala, tidak bergerak apalagi rusak.





”Kuat sekali bangunan ini! Aku bahkan tak sanggup membuat kerusakan kecil padanya” Liyus mulai frustasi.
Tapi bukan Liyus namanya kalau ia kehabisan akal. Ia kemudian melakukan tindakan yang tidak diduga oleh manusia pada jaman itu. Ia mengencingi tugu Monas!

Sore harinya, Maho seperti biasa mengunjungi hasil karyanya.
”Monaaaas.... Papa datang... Mmmmmuaaaahhh...” Maho menyapa dan mencium Monas.
”Kok bau pesing ya? Kamu ngompol ya Monas.... ??? Tapi....” Maho mulai curiga dan mengendus Monas sekali lagi.
”Kuraaaang Ajaaaaaarrrrrrr!!!! Aku kenal bau ini!!! Smells like teen spirit!!!”

Malam itu juga Maho mencari keberadaan Liyus. Ia sangat yakin kalau bau pesing itu berasal dari air ketuban, eh maksudnya air kencing Liyus. Berjam-jam ia mencari dan barulah pada keesokan paginya ia menemukan Liyus di sebuah padang rumput yang luas.
”Liyussss!!!! Apa yg kau lakukan pada Monas-ku???” Maho bertanya pada Liyus.
”Itulah akibatnya kalau kau membuat masalah denganku!” Liyus menggertak balik.
”Oh jadi hanya karena pitak itu kau dendam kepadaku???”
”Ya betul! Gara-gara itu kegantenganku berkurang. Para bidadari sering mengolok-olokku.”
Pertarungan tak dapat terhindari. Saling jual beli pukulan pun terjadi.

Pertarungan berlangsung lama dan cenderung imbang, sampai pada akhirnya Raksasa Maho mengeluarkan ajian pamungkasnya yaitu ’Ajian Gunung Kemukus’. Dengan ajian ini Maho dapat mengubah siapa saja menjadi hewan dan ketika itu dikeluarkan Liyus pun berubah menjadi anak kambing.

”Kau, telah berbuat curang Ho!” Liyus tidak terima.
“Siapa yang curang??? Peraturan belum dibuat kawan!“ Maho berkelit.
”Kembalikan aku ke bentuk semula!”
”Apa jaminannya jika kau kukembalikan seperti sediakala?”
”Anggaplah aku berhutang kepadamu, Ho!” Liyus memohon.
”Hutang terus! Berapa banyak yang belum kau bayarkan kawan? Aku takkan memberimu lagi! Lagipula dendammu tidak akan ada habisnya. Aku khawatir kau akan tetap mengusikku jika aku mencabut kutukanku.” Maho kukuh pada pendiriannya.
”Baiklah Ho! Tapi tidak adakah binatang yang lebih baik dari anak kambing?” Liyus protes kembali.
”Ini anak dikutuk masih nawar aja. Lo kata belanjaan??? Masih mending gua ubah jadi anak kambing, daripada jadi anak haram... Okelah kalo begitu aku akan mengubahmu menjadi kuda.” Maho mengabulkan permintaan Liyus.

Tak lama kemudian datanglah Ki Tuhu. ”Ho, darimana kau dapatkan kuda ini?” tanyanya.
”Ini aku guru...” jawab Liyus.
”Wow! Kudanya bisa berbicara!!!” Ki Tuhu terkagum-kagum.
”Dasar guru bodoh! Ho, kamu saja yang ngomong!” Liyus tambah kesal.
”Guru aku telah mengubah Liyus menjadi kuda!” Maho menerangkan.
”Maho kau keren sekali” Ki Tuhu sempat terkagum sebelum akhirnya ia sadar ”Apa yang kau lakukan Ho! Tindakanmu sungguh keterlaluan!”
Ki Tuhu kemudian membujuk Maho agar mau mencabut kutukannya namun Maho tetap pada pendiriannya sehingga Ki Tuhu pada akhirnya mengusir Maho dari tanah cikal bakal negara Indonesia ini. Sebelum Maho pergi ia berpesan pada Liyus untuk bertobat memohon ampunan kepada dewata. Hanya dengan itulah dia dapat kembali seperti semula.

Satu millenium kemudian, setelah Liyus menjalan hidup 1000 tahun sebagai kuda, berganti-ganti majikan dan berganti-ganti pekerjaan: sebagai kuda balap, sebagai penarik delman sampai pernah ia menjadi kuda lumping. Semua ia lakoni dengan niatan ingin bertobat dan atas kesungguhannya itu para dewata mengembalikan ia ke bentuk semula, namun dikarenakan sudah sangat lama, para dewata lupa dengan bentuk asli Liyus sehingga Liyus menjadi manusia dengan rupa yang tidak terlalu mirip dengan awalnya.

Liyus tidak mempermasalahkan hal itu. Bahkan setahun kemudian ia menikah dengan gadis pujaannya.





Lalu apa yang terjadi dengan Tugu Monas? Monas tetap bertahan hingga sekarang dan menjadi simbol ibukota negara.



TELOR

Jumat, Maret 26, 2010

Pada suatu siang di bulan Maret 2010, gua makan bersama teman gua Liyus dan Anton di sebuah warteg di kota Serang, Jawa Barat. Anton terlalu khusyuk makannya sehingga tidak terlibat dalam pembicaraan berikut. Ia hanya mendengarkan sambil sesekali terlihat ngeces.

Liyus: telor asin tuh Ho!

Gua: Iya moga-moga enak nih...

Liyus: Yg terkenal enak mah di Brebes Ho!

Gua: Emang itu oleh-oleh khas sana Yus...

Liyus: Ada cerita nih Ho.. Ada supir truk maen sama PSK. Setelah maen, PSK-nya nanya "Mas orang Brebes ya???"... "Kok bisa tau dek???" kata supir truk. "Ya tau dong, soalnya TELOR-nya ASIN!!!"

Gua: Hehehe... Gua juga ada cerita nih Yus... Ada supir truk maen sama PSK. Setelah maen, PSK-nya nanya "Mas orang Betawi ya???"... "Kok bisa tau dek???" kata supir truk. "Ya tau dong, soalnya TELOR-nya BERKERAK!!!"